SOAL
MENYIMAK TEK SENI BERBAHASA 2012
1. Cermati penggalan lirik lagu berikut
ini!
Ribuan kilo jarak yang kau tempuh
♪ ♫
♪ Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walu tapak kaki penuh darah penuh
nanah
Seperti udara kasih yang engkau
berikan
Tak mampu ku membalas ♪ ♫
(Iwan Fals)
Makna ungkapan penuh darah, penuh nanah dalam penggalan lirik lagu tersebut
adalah…..
a. keberanian d. ketabahan
b. ketegasan e. penderitaan
c. keikhlasan
2.
Perhatikan
penggalan puisi berikut ini!
Blues untuk Bonnie
Kota Bostom
lusuh dan layu karena angin santer, udara jelek, dan malam larut yang celaka.
Di dalam café itu seorang penyanyi
Negro tua bergitar dan bernyanyi.
Hampir-hampir
tanpa penonton
Cuma tujuh
pasang laki dan wanita mengepulkan asap rokok kelabu.
Seperti
tungku-tungku yang menjengkelkan.
(W.S.Rendra)
Tema penggalan
puisi di atas adalah….
a. lingkungan
hidup
b. sosial
dan budaya
c. pencemaran
udara
d.
diskriminasi budaya
e. perbedaan
pendidikan
3.
Bacalah
penggalan naskah drama berikut ini!
Santi
: Dengar!
Kalau engkau masih tetap seperti itu juga maka semua akan tetap tidak
menyenangimu. (menatap Sri).
Sri
: (berjalan
mondar-mandir) Tapi…. tapi… tapi…. apakah aku harus dating juga ke rumah itu?
Lalu bersujud dan minta maaf?
Santi
: (berjalan
dan memegang bahu Sri) Mengapa tidak? Apakah kau kira suatu kejanggalan?
Sri
: (menggeleng)
bukan Santi. Aku…aku telah mengeluarkan kata-kataku sampai ke dasarnya.
Haruskah aku menelan ludah kembali? Tetapi kalau tidak….(tertegun). Katakanlah
Santi, masih adakah jalan surut?
Santi
: Manis,
kau tentu mengerti apa arti maaf dan pengertian. Pengertian yang penuh
kelapangan dada hanya dipunyai seorang ibu..serta pintu maaf yang selalu
terbuka untuk anaknya. Kembalilah Sri.
Sri
: Baiklah
Santi, akhirnya aku kembali ke pangkuan bunda.
Watak tokoh
Santi dalam penggalan naskah drama di atas adalah….
a. keras
kepala d. jujur dan mengalah
b. memegang
prinsip e. ingin menang sendiri
c. tegas dan
berani
4.
Bacalah
penggalan teks berikut ini!
Ia tak
memprotes. Matahari hampir tenggelam. Bertanya pun tidak,
menegur apalagi. Belum jamanya seorang berkaki telanjang mencoba memulai
percakapan dengan yang bersepatu. Dalam cerita-cerita nenek moyang, yang
berkasut dan bersepatu hanya para pandita dan para dewa. Dan sepatu oleh
orang-orang sederhana ini dianggap mewakili kekuasaan Eropa, dianggap senyawa
dengan senapan dan meriam kompeni. Mereka lebih takut pada sepatu daripada
belati dan parang, pedang atau pun keris….
(Pramoedya
Ananta Toer, Anak Semua Bangsa)
Unsur ekstrinsik
penggalan novel di atas berupa nilai….
a. budaya d. agama
b. sosial
e. politik
c. pendidikan
5.
Perhatikan
penggalan drama berikut!
Sanggarama
Wijayattunggadewi (sambil membuat sembah).
Paduka, Anakda
memahami benar-benar, apa artinya penolakan bagi kerajaan Kahuripan. Dengan
demikian Anakda sungguh-sungguh mengerti, apa yang diperintahkan oleh kewajiban
kepada Anakda untuk berbuat, namun demikian, Paduka, Anakda tidak berdaya
mengikuti kehendak Raja dan Rakyat.
(Sanoesi
Pane : Drama Airlangga)
Inti penggalan
naskah drama di atas ialah….
a.
Sanggrama Wijayattunggadewi menolak
menjadi raja menggantikan ayahnya.
b.
Rakyat dengan suara bulat meminta
Sanggrama Wijayatunggadewi naik tahta.
c.
Raja meminta Sanggrama
Wijayatunggadewi mewarisi tahta
d.
Sanggrama Wijayatunggadewi memahami
akibat penolakannya menjadi raja.
e.
Sanggrama Wijayattungadewi dipandang
tidak cukup menjadi raja.
6.
Bacalah
penggalan novel berikut secara saksama!
Baru saja ku
letakan kepala di atas ikatan jerami berkeping, sayup-sayup terdengar suara
nyanyian desa. Siapa pula menyanyi pada malam penuh nyamuk dan kepinding
begini? Suara itu terdengar ragu. Belum lagi selesai satu baik, dan terdengar
derit pintu yang dibuka hati-hati. Kutajamkan pendengaran. Memang ada terdengar
langkah kaki orang berkain panjang. Jelas itu Mbok Trunodongso. Sekali lagi
derit pintu, jadi suami orang berkain
panjang. Jelas itu Mbok Trundongso. Sekali lagi derit pintu. Jadi suami istri
itu bangun dan keluar dari rumah.
(Pamoedya
Anantatoer : Anak Semua Bangsa)
Latar tempat penggalan cerita di atas
adalah….
a. dalam rumah d. ruang tamu
b. luar rumah e. tempat tidur
c. lapangan
7.
Bacalah
penggalan novel di bawah ini dengan cermat!
Universitas
ini menawarkan padaku sebuah petualangan intelektualitas dengan
kemungkinan-kemungkinan yang amat luas. Setiap hari aku selalu tertantang untuk
memacu kreativitas dalam bidang yang kutekuni. Aku menyimak kuliah selama dua
jam tapi pengetahuan yang ku dapat senilai kuliah satu semester waktu di tanah
air.
(Andrea
Hirata,2008 : Endensor)
Sudut pandang
yang digunakan pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah…..
a.
Aku sebagai tokoh utama
b.
Aku sebagai tokoh serba tahu
c.
Orang ketiga sebagai pelaku utama
d.
Orang ketiga sebagai pengamat
e.
Orang kedua sebagai pelaku utama
8.
Bacalah
penggalan novel di bawah ini dengan cermat!
Jika dosen
menjelaskan, mereka berulang kali bertanya soal remeh-temeh, sampai
menjengkelkan. Anak-anak ini melengkapi diri dengan perekam agar petuah dosen dapat
diputar lagi di rumah. Norak dan repot sekali. Beginilah akibat penguasaan
bahasa asing ilmiah yang memalukan dan efek gizi buruk masa balita, jika ide
mahasiswa negara lain demikian besar sampai ingin mengubah Prancis, ide The Pathetic Four sangat sederhana yaitu
bagaimana agar dapat nilai cukup, lulus seadanya dengan nilai C, tak perlu
mengulang sehingga dapat menghabiskan waktu sejadi-jadinya menonton sepak bola.
(Andrea
Hirata,2008 : Endesor)
Amanat yang
disampaikan pengarang dalam penggalan cerita tersebut adalah….
a.
Penguasaan bahasa asing ilmiah dan
makan bergizi itu penting untuk mahasiswa
b.
Mahasiswa dari Negara lain lebih
sederhana dibandingkan The Pathetic Four
c.
Jadilah orang dengan banyak ide dan
bekerja keraslah untuk mewujudkannya
d.
Jangan berpikir sederhana karena akan
melemahkan usaha kita
e.
Usahakan nilai minimal agar tidak
mengulang karena akan menghabiskan waktu.
9.
Bacalah
penggalan cerpen di bawah ini dengan cermat!
Dengan tergesa
Ersa menaiki bus yang nyaris meninggalkan suasana yang kurang nyaman baginya.
Dari kejauhan terdengar sayup suara “….penumpang bus Gemilang Asa untuk segera memasuki kendaraan….” Hati Ersa agak
tenang karena dia sudah berada di dalamnya. “Mudah-mudahan sore nanti aku bias
berada di acara itu,” harapnya dalam hati.
Latar tempat
pada penggalan cerpen tersebut adalah….
a. objek
wisata
b. hotel atau
penginapan
c. garasi bus
d. bengkel bus
e. terminal
bus
10.
Bacalah
penggalan cerpen berikut!
Aku
masih saja kuatir. Ramalan dukun-dukun itu mulai lagi mengganggu pikiranku. Kau
juga mulai diganggu ramalan mereka?
Tidak.
Kita tidak boleh terpengaruh oleh ramalan-ramalan. Kita harus berdoa semoga
ramaan itu tidak akan menimpa Lasuddin.
Aku
masih ingat, mereka menyebarkan ke seluruh kampung
ramalan-ramalan itu. Benarkah akan terjadi seperti yang mereka katakana, bahwa
semua keturunan kita akan musnah di ujung pisau sunat? Yakinkah kau akan itu?
Kita
berserah saja, kepada-Nya. Doakanlah Lasuddin
(Hamzad Rangkuti : “Panggilan Rasul”)
Nilai
yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah…..
a.
religi d. ekonomi
b.
sosial e.
moral
c.
budaya
11.
Bacalah
penggalan drama berikut dengan seksama!
Inderawati
: Lukakah
ia atau meninggal? Lekas kiyai, katakana bagaimana keadaanya!
K.H.
Mualim : Sabar,sabar
nak tidak begitu, tetapi….
Indrawati : Tetapi
ia luka parah atau bagaimana?
K.H.Mualim : (tenang) Abdul Azaz, suamimu nak, dibawa
oleh kapal terbang tadi pagi ke Priok, dijumpai di tengah laut terapung-apung,
ada luka sedikit di lengannya dan di kepalanya tapi….
Inderawati : (cepat) tetapi….
K.H.Mualim
: (tenang) Tetapi Allah menghendaki
akalnya sedikit terganggu. Menurut dokter yang memeriksa, mungkin karena
pukulan besi ketika ia jatuh ke laut. Tetapi kalo dirawat baik-baik, mungkin
dalam 6 bulan ia bias waras kembali, sabarkanlah hatimu.
(El-Hakim :
Taufan di Atas Asia)
Watak
K.H. Mualim pada penggalan drama tersebut adalah….
a. tenang dan
lembut d. sabar dan tegas
b. sabar dan
pasrah e. sabar dan bimbang
c. tegas dan
bimbang
12.
Bacalah
penggalan novel berikut dengan seksama!
“Mbak Sur”,
panggil Arafah kepada pelayannya. “Kasih temanku ini lauk yang paling enak”.
“Oh jangan
Nur!” Fatih tergaga.
“Tidak usah malu, saya ikhlas kok. Tidak baik
menolak rezeki”, kata Arafah.
Para
pengunjung yang makan semakin berjubel. Berbarengan dengan beberapa orang yang
masuk, terlihat 3 pemuda dengan gaya sok jagoan. (M. El Natsir : Tahajjud
Cinta)
Latar
penggalan novel tersebut adalah….
a. ruang makan
d. tempat umum
b. restoran
sederhana e. warung kopi
c. warung
makan
13.
Bacalah
penggalan novel berikut dengan siksama!
Hari mengalir
dengan indahnya. Pagi itu, sehabis sarapan pagi. Lycen Cee mencium ayah dan
ibunya tidak seperti biasanya. Ia pun sungguh tidak biasanya mau sarapan pagi,
bahkan sambil bernyanyi-nyanyi riang. Ayah dan ibunya yang menangkap
ketidakbiasaan itu bertanya kepada Lycen Cee.
“Cee, gembira
sekali pagi ini, baru mimpi apa?”
“Mimpi bertemu
Arjuna”, jawab Lycen Cee asal-asalan.
“Arjuna?”
(M.El Natsir
: Tahajjud Cinta)
Sudut pandang
yang digunakan dalam penggalan novel tersebut adalah….
a. orang
pertama sebagai tokoh utama
b. orang tua
sebagai tokoh utama
c. orang
ketiga sebagai tokoh utama
d. orang
ketiga dan orang pertama
e. tokoh utama
kurang berperan
14.
Bacalah
paragraf berikut dengan seksama!
“Si Doel mau
masuk sekolah, Be. Biarlah sore saja dia ngaji,
pagi sekolah di Kebonserai, sama-sama
Marjuki”.
Uak Salim
diam. Mukanya merah makin muram, matanya merah.
“Apa perlunya lu bilangin lagi ame gue?” katanya. “Bikin aja apa yang lu suka. Kapan lu sudah pintar?
Baik si Doel masuk sekolah, baik lu jadiin Serani, masa bodoh lu. Gue
kagak suka. Emang sekolah itu mau
dia bawa nanti ke kubur? Kalo dia kagak
tahu ngaji, dia jadi kafir nanti”.
(Aman Dt.
Madjoindo : Si Doel Anak Djakarta, dengan penyesuaian)
Nilai yang
terkandung dalam penggalan novel tersebut adalah….
a. sosial
dan ekonomi
b. budaya dan
estetika
c. moral dan
estetika
d. pendidikan
dan budaya
e. pendidikan
dan ekonomi
15.
Bacalah
penggalan cerpen berikut!
Semua orang, pikirannya
hidup dan mempunyai dan menyimpan ketakutan-ketakutan sendiri. Orang kaya takut
hartanya akan habis, orang besar takut dikalahkan oleh orang lain. Salim takut
pada hantu dan setan-setan. Tiap orang punya ketakutan sendiri, dan mesti
belajar hidup dan mengalahkan ketakutnya. Sedang mereka, serdadu-dadu keras
yang menyiksanya itu juga penuh ketakutan. Bertambah besar takut mereka,
bertambah mereka jadi kejam.
(Mochtar Lubis : Jalan
Tak Ada Ujung)
Unsur
interinsik yang menonjol dalam penggalan novel tersebut adalah….
a. amanat d. watak
b. tema e. latar
c. alur
16. Dia
sering bercerita tentang keluarganya yang sukses. Tentang suaminya yang baru
naik pesawat, anak sulungnya yang memperoleh beasiswa, sampai menu masakan
rumah yang terkesan mewah. Belum lagi kalau wanita itu bercerita tentang sepatu
dan tas, merek-merek kelas tinggi selalu dia sebut. Sikap inilah yang
mengundang rasa sebal orang-orang di lingkungannya. Bagi sebagian orang yang
memadang harga diri tidak dari materi, tetapi dari intelektual, pastilah
menganggap wanita setengah baya itu gila
hormat.
Ungkapan gila hormat pada paragraph tersebut
mempunyai arti….
a.
mengagung-agungkan harta benda
b. terlalu
ingin dihormati orang lain
c. kurang
beres ingatannya
d. suka
diperhatikan orang
e. terpikat
atau gemar akan sesuatu
17. ………
Eloknya
parasmu rabunkan mata batinku
Ku harus
berpaling meski kau memohon
Apa yang kau
dambakan dalam duniamu yang sungguh palsu
Terpikirkah
olehmu untuk dapatkan cinta yang sejati….
Tema penggalan
lirik lagu di atas adalah….
a.
Penolakan terhadap cinta palsu
b.
Kecantikan seorang wanita penghibur
c.
Cinta terhadap keindahan dunia
d.
Kehidupan dunia yang palsu
e.
Usaha menggapai cinta sejati
18.
Bacalah
penggalan novel “Di Kaki Bukit Cibalak” berikut!
Suatu siang
Pak Danu pulang dari rumah taukenya. Ia sengaja singgah beberapa kali ke rumah
orang-orang yang dikenalnya. Pak Danu ingin memamerkan sebuah parfum yang
dicurinya dari rumah Akiat, sambil berpropaganda dengan bangga, “Ya, inilah
obat semprot ketiak yang sering disiarkan oleh radio dan televise. Inilah
barangnya, kalian baru melihat gambarnya atau mendengar namanya saja bukan?
Tetapi aku kini telah memilikinya! Di kampong ini pastilah aku yang pertama
kali memiliki barang mahal ini”.
Karakter
(watak) tokoh Pak Danu dalam novel di atas adalah….
a.
Suka memamerkan barang miliknya
b.
Suka mengoleksi barang-barang mahal
c.
Ingin dianggap kaya
d.
Suka berkunjung ke teman
e.
Suka melucu
19. Larut
malam, tamu itu minta diri kepada Eyang
Wira. Ketika bersalaman, ada selembar lima ribuan dalam tangannya. Tiba di
halaman laki-laki itu terkejut. Bukan menghilang, bahkan gerimis sudah jatuh.
Padahal sore tadi bulan amat terang meskipun ada gumpalan-gumpalan awan di
langit.
Latar
penggalan novel di atas adalah….
a.
Larut malam ketika tamu itu pulang
b.
Halaman depan rumah Eyang Wira
c.
Hujan gerimis ketika sore hari
d.
Mendung di sore hari
e.
Malam hari ketika mendung
20. Permana
bersimpuh, lalu mencium tanah pusara yang ditutupi kembang anyelir dan sedap
malam itu. Ia tahan tangisnya sekuat-kuatnya. Ia menyesal, sangat menyesal atas
kejadian-kejadian yang lampau.
Mengapa hidup
ini demikian jadinya, pikirnya. Mengapa Ida yang meninggal? Mengapa bukan saya
saja? Mengapa buka saya yang sudah tidak ada gunanya lagi! Oh, Tuhan semoga dia
diterima oleh-Mu, di sisi-Mu. Anak itu tidak bersalah, Tuhan. Sayalah yang
bersalah Tuhan.
(Ramadhan K.H. Keluarga
Permana)
Amanat yang
disampaikan pengarang pada penggalan novel di atas adalah…..
a.
Orang yang meninggal jangan ditangisi
b.
Mendoakan orang lain itu perlu
c.
Penyesalan datangnya selalu kemudian
d.
Penyesalan itu perlu bagi manusia
e.
Berdoalah pada Tuhan agar tidak
menyesal
peserta workshop normada:
1.Abut Buhari